Suatu hari Haikal bertanya pada ibunya.
“Bu. Apa itu puasa?” Tanya Haikal.
Ibu Haikal tersenyum mendengar pertanyaan Haikal.
“Puasa itu menahan diri dari perbuatan yang dilarang oleh Allah. Seperti tidak makan. Tidak minum. Tidak berbuat nakal pada teman. Tidak berbohong. Dan banyak beribadah, seperti shalat berjama’ah di Masjid dan mengaji.” Jawab ibu Haikal.
“Nanti kita lapar dan haus, kalau tidak makan dan minum, Bu?” Tanya Haikal.
“Tentu saja tidak. Karena kita melaksanakan puasa pada siang hari. Atau setelah imsak, yaitu pada saat terdengar adzan Shubuh. Kemudian kita baru boleh makan dan minum atau berbuka puasa saat adzan Maghrib terdengar.” Jawab ibu Haikal.
“Bagaimana kita melakukan puasa, Bu?” Tanya Haikal.
“Melakukan puasa tentu dengan niat. Yang dibaca pada malam hari, yaitu setelah shalat Tarawih di Masjid. Shalat Tarawih itu, shalat yang berjumlah 23 raka’at. Dengan 20 shalat Tarawih dan 3 raka’at shalat Witir. Dan ada juga yang melakukannya 11 raka’at saja. Shalat Tarawih itu dilaksanakan setelah shalat Isya.” Jawab ibu Haikal.
“Lalu, apa shalat Tarawih itu dilakukan seperti shalat-shalat lainnya, Bu. Seperti shalat-shalat yang biasa dilakukan?” Tanya Haikal.
“Maksud Haikal seperti shalat Shubuh, Dzuhur, Ashar, Maghrib dan Isya?” Ibu Haikal membenarkan.
“Iya.” Kata Haikal.
“Tentu saja tidak. Shalat Tarawih ini dilakukan secara berturut. Atau setiap dua raka’at kita salam. Kemudian dilanjutkan sampai raka’at ke 23.” Terang ibu Haikal.
“Berapa lama kita berpuasa, Bu?” Tanya Haikal.
“Kalau puasa Ramadhan, kita melakukannya selama satu bulan penuh, atau 30 hari. Setelah 30 puluh hari kita melakukan puasa, besoknya kita merayakan Idul Fitri. Idul fitri itu hari lebaran, dimana semua orang merayakan kemenangannya setelah berpuasa selama 30 hari penuh.” Jawab ibu Haikal.
“Apa yang dilakukan saat Idul Fitri, Bu?” Tanya Haikal.
“Malam harinya kita akan melakukan takbiran di Masjid atau di jalan-jalan yang disebut takbir keliling. Dan siangnya kita akan pergi ke lapangan atau Masjid untuk shalat Id. Setelah itu kita saling meminta maaf pada Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, Kakak dan teman-teman, juga tetangga kita. Karena perbuatan-perbuatan kita yang sudah membuat mereka marah atau mereka tidak sukai.” Kata ibu Haikal.
“Lalu kenapa kita harus melakukan puasa, Bu?” Tanya Haikal.
“Puasa adalah perbuatan yang baik. Dimana perbuatan itu yang disayang oleh Allah. Dan bagi siapa yang melakukan puasa, akan mendapat pahala dari Allah. Selain itu, puasa adalah salah satu Rukun Islam yang berjumlah lima. Yaitu syahadat, kalimat syahadat ini diucapkan bagi semua muslim untuk menandai dirinya beragama Islam. Yang kedua Shalat, shalat adalah tiang agama. Dimana kita tidak bisa disebut seorang yang beragama Islam, kalau kita tidak shalat. Yang ketiga adalah puasa, yaitu kita tidak makan, tidak minum dan tidak nakal. Yang keempat adalah Zakat, yaitu kita membayar zakat fitrah berupa beras atau uang kepada pengurus Masjid, untuk dibagikan kepada yang lebih membutuhkan. Dan yang kelima adalah Haji, yaitu bagi yang mampu atau punya uang, untuk pergi Haji ke Mekkah. Dan sekarang Haikal tahu, puasa itu termasuk Rukun Islam yang ke berapa?” Tanya ibu Haikal.
“Yang ketiga, Bu.” kata Haikal.
“Pintar.” Kata ibu Haikal.
“Bu, apa itu pahala?” kata Haikal.
“Pahala itu hadiah dari Allah. Allah akan memberi pahala bagi umat-Nya yang mau beribadah kepada Allah. Karena Allah adalah Tuhan kita. Allah yang membuat Haikal ada disini. Allah yang memberi Haikal Ibu dan Ayah. Allah yang memberi Haikal dua mata, dua telinga, satu hidung, satu mulut, dua tangan dan dua kaki.” Kata Ibu Haikal.
“Mengapa Allah memberi Haikal dua mata, dua telinga, satu hidung, satu mulut, dua tangan dan dua kaki?” Tanya Haikal.
“Karena dua mata digunakan untuk melihat. Dua telinga digunakan untuk mendengar. Satu hidung digunakan mencium bau, seperti bau ayam goreng. Kemudian mulut digunakan Haikal untuk berbicara, makan dan minum. Lalu dua tangan untuk memudahkan Haikal melakukan sesuatu, seperti tangan kanan Haikal gunakan untuk makan, minum, dan menulis. Sedangkan tangan kiri, Haikal pakai untuk membersihkan pantat Haikal setelah buang air besar. Coba Haikal bayangkan kalau Haikal punya satu tangan. Haikal akan susah membuka bungkus plastik makanan. Atau Haikal tidak punya tangan, Haikal akan susah melakukan sesuatu, seperti makan, minum dan menulis. Dan dua kaki untuk membantu Haikal saat berjalan agar Haikal tidak jatuh. Kalau Haikal tidak punya kaki, Haikal tidak bisa lari atau main sepak bola.” Kata ibu Haikal.
“Wah, berarti Allah sayang sama kita ya, Bu.” Kata Haikal.
“Tentu Allah sangat sayang pada kita. Untuk itu kita harus berterima kasih kepada Allah, dengan cara kita rajin shalat, mengaji, berdoa dan tidak melakukan perbuatan yang Allah tidak sukai.” Kata ibu Haikal.
“Iya Bu. Haikal akan rajin shalat, mengaji, berdoa dan tidak melakukan perbuatan yang Allah tidak sukai.” Kata Haikal.
“Bagus. Itu anak Ibu.” Kata ibu Haikal.
“Nanti malam Haikal ikut Tarawih di Masjid. Dan besok Haikal akan melaksanakan puasa.” kata Haikal.
Selesai
Cerpen Karangan: Mia
Facebook: www.facebook.com/der.laven3
Sumber : http://cerpenmu.com/cerpen-islami-religi