Jumat, 29 November 2013

Dimadu Itu Sehat



DIMADU itu sehat. Apa maksudnya ini? Jangan dulu emosi sebelum baca tulisan ini. Ada sebuah penelitian yang dilakukan terhadap beberapa suku Eskimo di sebelah barat daya Alaska yang belum pernah berinteraksi dengan orang-orang kulit putih (orang modern), ternyata tidak ditemukan kasus pengeroposan gigi pada mereka. Sedangkan pada beberapa suku lainnya yang orang-orangnya telah biasa memakan makanan yang dikonsumsi oleh orang-orang kulit putih,  gigi mereka banyak ditemukan kasus pengeroposan.
Penelitian tersebut menemukan fakta bahwa 85% dari orang-orang yang tidak terkena pengeroposan gigi ternyata di dalam mulutnya tidak terdapat bakteri susu (bakteri berbentuk batang yang terdapat di dalam susu, penerj), sementara 80% dari mereka yang terserang pengeroposan gigi terdapat bakteri susu di dalam mulut mereka.
Beberapa orang peneliti juga telah melakukan penelitian terhadap suku Bantu di Afrika Selatan. Mereka mengambil sampel dari gigi yang telah dicabut dimana tidak terdapat pengeroposan pada gigi tersebut. Mereka kemudian meletakkan gigi-gigi tersebut di dalam tabung kaca yang berisi beberapa macam cairan. Sebagian ada yang mengandung gula alami dengan menggunakan gula pasir yang tidak disterilkan. Dan sebagian lagi berisi gula olahan seperti gula putih biasa. Mereka lalu membiarkan gigi tersebut di dalam tabung-tabung kaca itu selama 2-8 minggu.
Hasil percobaan ini menunjukkan gula yang telah disterilisasi dapat menimbulkan timbunan kalsium klorida. Dan kadar asam di dalam semua tabung percobaan ternyata sama. Dari hasil ini para ilmuan meyakini bahwa bahan aktif yang melindungi gigi dari pengeroposan telah hilang setelah gula disterilisasi atau ketika gula tebu diolah menjadi gula putih yang bersih. Dan berhasil dibuktikan pula bahwa kandungan alami yang terdapat di dalam gula yang belum disterilisasi tidak akan menyebabkan pengeroposan gigi.
Dari penelitian tersebut para ahli meyakini bahwa pengeroposan gigi terjadi seiring dengan masuknya makanan modern. Makanan modern itulah yang dimakan oleh anak-anak kita yang mengandung gula olahan yang telah disterilisasi. Sedangkan madu adalah sumber gizi yang tinggi nilainya dan alami. Madu dibuat dari hadirat Ilahi, dimana di dalam proses pembuatannya tidak ada sedikit pun campur tangan manusia, sehingga madu tidak memiliki efek negatif terhadap gigi.
Secara ilmiah juga telah berhasil dibuktikan melalui foto yang dibuat pada tahun 1994 dengan menggunakan mikroskop electron terhadap email pada gigi yang direndam di dalam madu. Dari foto itu dapat dilihat bahwa pada gigi yang direndam di dalam madu itu tidak terdapat perubahan apa-apa. Tidak seperti yang telah disebabkan oleh gula olahan yang telah disterilisasi berupa pengeroposan baru, atau memperparah pengeroposan yang telah terjadi sebelumnya yang semuanya itu disebabkan oleh bakteri susu melalui proses sebagai berikut:
Gigi yang tidak dirawat+makanan yang banyak mengandung asam dari gula olahan+merasuknya kalsium klorida+bakteri susu = gigi keropos
Perlu disebutkan disini bahwa minuman teh mengandung zat fluor yang efektivitasnya telah ditetapkan dalam melindungi gigi dari pengeroposan. Zat fluor digunakan di berbagai belahan dunia, baik dengan melarutkan fluor di dalam air, mencampurkannya di dalam pasta gigi, dengan cara mengoleskannya yang dilakukan para dokter gigi, atau dengan memadukan beberapa cara tersebut sekaligus.
Akan tetapi memaniskan teh dengan gula putih yang telah disterilisasi akan menghilangkan khasiat perlindungan ini. Oleh sebab itu jika kita bersedia mengganti gula pasir dengan madu untuk memaniskan teh, maka kita akan mendapatkan 2 khasiat sekaligus: pertama, mendapatkan manfaat zat fluor yang terdapat di dalam madu dan kedua, mendapatkan khasiat zat fluor yang terdapat di dalam the.
Mungkin yang terbaik untuk dikatakan di sini adalah bahwasanya madu alam adalah –sebagaimana difirmankan oleh Allah SWT – minuman yang di dalamnya terdapat kesembuhan bagi manusia. Dan bahwasanya gula alami yang terdapat di dalam kismis, kurma, dan buah tin kering tidak akan menyebabkan orang yang mengkonsumsinya akan bertambah resiko pengeroposan pada giginya. Sementara risiko pengeroposan gigi akan bertambah bagi mereka yang biasa mengkonsumsi gula olahan yang dalam proses pembuatannya telah dicampuri tangan-tangan manusia. [yudistira adi maulana/bekam ruqyah center/islampos]

Ditulis Oleh : sofyan Hari: Jumat, November 29, 2013 Kategori:

Comments
0 Comments
Facebook Comments by Tentang Makna Kata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan komentar dan memberikan tanggapan kamu di posting ini. Kamu juga dapat berlangganan newsletter gratis kami untuk menerima semua posting "Tentang Makna Kata" secara langsung melalui e-mail.