Ibnul Qayyim menyebutkan ada empat tingkatan manusia dilihat dari Al Qur’an dan iman.
Pertama: Ahli Al Qur’an dan ahli iman. Inilah sebaik-baik manusia.
Kedua: Orang yang bukan ahli Al Qur’an dan bukan ahli iman.
Ketiga: Orang yang dianugerahi Al Qur’an, namun tidak dianugerahi iman.
Keempat: Orang yang diberikan iman, namun tidak dianugerahi Al Qur’an.
Para ulama mengatakan bahwa orang yang diberikan iman walau tidak dianugerahi Al Qur’an tetap masih lebih utama dari orang yang dianugerahi Al Qur’an namun tidak memiliki iman yang benar.
Begitu pula siapa yang diberikan anugerah untuk mentadabburi (merenungkan) Al Qur’an tentu lebih utama daripada orang yang diberi anugerah banyak dan cepat dalam membaca Al Qur’an, padahal tidak disertai perenungan.
Demikianlah petunjuk Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau adalah orang yang membaca surat dengan tartil sehingga terlihat lama, bahkan dengan satu ayat saja bisa direnungkan hingga Shubuh hari (Zaadul Ma’ad, 1: 327-328).
Hal di atas menunjukkan bahwa perbaikan iman seharusnya lebih mendapat prioritas dibanding dari memperbanyak baca Al Qur’an. Juga kita dapat mengambil pelajaran bahwa merenungkan Al Qur’an walau hasilnya nanti sedikit lebih harus diistimewakan daripada cepat dan banyak membaca Al Qur’an.
Semoga bermanfaat, wallahu waliyyut taufiq.
—
Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
Sumber : http://muslim.or.id/al-quran/4-tingkatan-ahli-quran.html