Nama Abu Bakar Ash-Shiddiq yang sebenarnya adalah Abdullah bin Usman bin Amir bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai bin Ghalib bin Fihr Al-Qurasy At-Taimi.
Ibunya adalah Ummu Al-Khair Salma binti Shakhr bin Amir bin Ka’ab bin Sa’ad bin Taim. Ayah dan ibunya berasal dari kabilah Bani Taim. Ayahnya diberi kunyah (sebutan panggilan) Abu Quhafah. Pada masa jahiliyah, Abu Bakar diberi gelar “Atiq”.
Berikut Nasehat Kematian dari Abu bakar Ash Shidiq :
Nasihat Abu bakar r.a terhadap Umar Ibn Khaththab di detik-detik akhir kehidupannya:
“Ketahuilah, Allah Azza wa Jalla punya hak di siang hari dan hak itu tidak Dia terima di malam hari. Ketahuilah, Allah Azza wa Jalla juga punya hak di malam hari dan Dia tidak menerimanya di siang hari. Ketahuilah, shalat sunnah tidak diterima hingga Anda mengerjakan shalat wajib. Ketahuilah, Allah Azza wa Jalla menyebutkan penghuni surga dengan perbuatan terbaik mereka, lalu tiba-tiba ada orang berkata, ‘Bagaimana amalku bisa sejajar dengan amal mereka?’ Itu terjadi, sebab Allah mengampuni kesalahan perbuatan mereka dan tidak mencelanya. Ketahuilah, Allah Azza wa Jalla menyebutkan penghuni neraka dengan perbuatan paling buruk mereka, lalu tiba-tiba ada orang berkata, ‘Perbuatanku lebih baik dari perbuatan mereka’. Itu terjadi, karena Allah Azza wa Jalla menolak perbuatan mereka yang paling baik dan tidak menerimanya. Ketahuilah, Allah Azza wa Jalla menurunkan ayat tentang kemakmuran bersamaan dengan ayat tentang kesusahan, dan ayat tentang kesusahan bersamaan dengan ayat tentang kemakmuran, agar orang mukmin menjadi orang yang berharap (kepada rahmat Allah) dan takut (siksa-Nya), lalu ia tidak membawa dirinya pada kebinasaan dan hanrya mengharapkan kebaikan kepada-Nya. Ketahuilah, timbangan orang yang berat timbangannya itu berat karena mereka di dunia mengikuti kebenaran. Itulah rahasia kenapa timbangan mereka menjadi berat. Ketahuilah, timbangan orang yang ringan timbangannya itu ringan karena mereka dulu di dunia mengikuti kebatilan. Itulah penyebab timbangan mereka menjadi ringan. Jika Anda menerima wasiatku ini, maka tidak ada sesuatu yang paling Anda cintai selain kematian dan Anda pasti suatu hari nanti berhadapan dengannya. Jika Anda menyia-nyiakan wasiatku ini, maka jangan ada urusan ghaib yang lebih Anda benci daripada kematian”
(Washaya Al Ulama’i, Ar Rib’i, hal 35)
Sumber : ummuaisha2010.blogspot.com