Oleh : HAMKA
Kehidupan itu laksana lautan: ” Orang yang tiada berhati-hati dalam mengayuh perahu, memegang kemudi dan menjaga layar, maka karamlah ia digulung oleh ombak dan gelombang. Hilang di tengah samudera yang luas. Tiada akan tercapai olehnya tanah tepi”.
Pepatah orang Makassar: ” Anak lelaki tak boleh dihiraukan panjang. Hidupnya ialah untuk berjuang. Jikalau perahunya telah ia kayuh ketengah, ia tak boleh bersurut pulang. Meskipun bagaimana besar gelombang. Biarkan kemudi patah,
biarlah layer robek. Itu lebih mulia (baginya) dari pada membalik haluan pulang.
Wahai diriku teruslah maju
Di tengah jalan jangan berhenti
Sebelum ajal janganlah mati
Keredhaan Allah itulah tuju
Kalau berhembus angin selatan
Jangan lekas riang gembira
Kalau bergoncang tali bubutan
Jangan lekas berputus asa
Selama nyala iman di dada
Panah tujuan tidaklah hilang
Tuhan Allah tetaplah ada
Pandang tenang hadap ke muka.
Hilang segala kepayahan
Hilang segala kepenatan
Lupa segala penderitaan
Sesak nafasku kala mendaki, keringat mengalir sampai ke kaki.
Kita masih hidup, udara masih kita hirup dan nafas belum redup.
Kalau Allah tidak izinkan kita lagi untuk tinggal di dunia ini, tentu kita mati. Tetapi kalau masih beleh hidup, (maka) kita akan makan.percayalah.
Taqdir itu bukanlah dielakkan melainkan dicari.
Pendirian hidup (adalah) lebih baik kita memperbaiki sangka kepada tuhan.
Bahagialah aku dikala tidur di jirat (di kubur)
Bercahaya mukaku di akhirat
Dari kanan aku menerima surat
…aku menyerah kepada Engkau (wahai) Tuhanku dengan tidak bersyarat.
Source : http://www.eramuslim.com