Sabtu, 11 Januari 2014

Asal - Usul Kota Semarang Dan Berbagai Ciri Khasnya


Pada abad 8 SM, kota Semarang adalah sebuah daerah yang bernama Bergota (Plagota). Daerah itu dikuasai Kerajaan Mataram Kuno. Daerah Semarang yang di sebelah Utara dulunya adalah laut. Menurut ahli geologi Belanda, Van Bemmelen, awalnya bentuk daerah Semarang adalah seperti gugusan pulau-pulau kecil. Dia juga mengatakan bahwa garis pantai utara pulau Jawa pada jaman dahulu terletak beberapa kilometer menjorok ke daratan saat ini. Bahkan daerah Semarang Bawah itu dulu adalah lautan. Namun karena ada pengendapan lumpur terus menerus akhirnya daerah-daerah itu menjadi daratan.

Pada awal abad 15, daratan Semarang sudah sampai ke daerah Sleko saat ini. Pada saat itu pelabuhan Semarang telah menjadi pelabuhan penting, sehingga banyak kapal dagang asing berlabuh di sana. Lalu mulailah orang-orang asing sering datang ke Semarang.

Pertama kali yang datang ke Semarang adalah Pedagang Cina. Mereka mulai masuk ke Semarang pada abad 15 . Setelah itu, Portugis dan Belanda masuk ke Semarang pada permulaan abad 16, yang disusul kemudian oleh Pedagang dari Malaysia, India, Arab dan Persia yang mulai berdatangan pada abad 17. Semua pendatang di Semarang mulai membuat pemukiman-pemukiman secara berkelompok-kelompok sesuai etnis mereka masing-masing.

Pada akhir abad 15, seorang Pangeran dari Kesultanan Demak yang bernama Made Pandan pergi mencari daerah baru untuk menyebarkan ajaran Agama Islam. Sampai akhirnya dia ketemu dengan daerah Bergota (cikal Bakal Semarang). Di sana Pangeran Made Pandan dibantu anaknya yang bernama Raden Pandan Arang, lalu mereka mendirikan pesantren. Lama kelamaan daerah itu tanahnya menjadi semakin subur, dan dari situ tumbuhlah pohon asam yang tumbuhnya arang (jarang) lalu kemudian disebut Asem Arang. Makanya daerah itu lama kelamaan dikenal dengan sebutan Semarang...

Kini Kota Semarang adalah ibukota Provinsi Jawa Tengah, Indonesia sekaligus kota metropolitan terbesar kelima di Indonesia setelah Jakarta, Surabaya, Bandung, dan Medan.Sebagai salah satu kota paling berkembang di Pulau Jawa, Kota Semarang mempunyai jumlah penduduk yang hampir mencapai 2 juta jiwa. Bahkan, Area Metropolitan Kedungsapur (Kendal, Demak, Ungaran Kabupaten Semarang, Kota Salatiga, dan Purwodadi Grobogan) dengan penduduk sekitar 6 juta jiwa, merupakan Wilayah Metropolis terpadat ke 4, setelah Jabodetabek (Jakarta), Bandung Raya dan Gerbangkertosusilo (Surabaya).[rujukan?] Dalam beberapa tahun terakhir, perkembangan Semarang ditandai pula dengan munculnya beberapa gedung pencakar langit di beberapa sudut kota. Sayangnya, pesatnya jumlah penduduk membuat kemacetan lalu lintas di dalam Kota Semarang semakin parah. Kota Semarang dipimpin oleh wali kota Hendrar Prihadi, S.E, M.M. Kota ini terletak sekitar 466 km sebelah timur Jakarta, atau 312 km sebelah barat Surabaya, atau 624 km sebalah barat daya Banjarmasin (via udara).[2] Semarang berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat.Luas Kota 373.67 km2.

Dari segi geografis daerah dataran rendah di Kota Semarang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob). Di sebelah selatan merupakan dataran tinggi, yang dikenal dengan sebutan kota atas, di antaranya meliputi Kecamatan Candi, Mijen, Gunungpati,Tembalang dan Banyumanik. Pusat pertumbuhan di Semarang sebagai pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk muncul menjadi kota kecil baru, seperti di Semarang bagian atas tumbuhnya daerah Banyumanik sebagai pusat aktivitas dan aglomerasi penduduk Kota Semarang bagian atas menjadikan daerah ini cukup padat. Fasilitas umum dan sosial yang mendukung aktivitas penduduk dalam bekerja maupun sebagai tempat tinggal juga telah terpenuhi. Banyumanik menjadi pusat pertumbuhan baru di Semarang bagian atas, dikarenakan munculnya aglomerasi perumahan di daerah ini. Dahulunya Banyumanik hanya merupakan daerah sepi tempat tinggal penduduk Semarang yang bekerja di Semarang bawah (hanya sebagai dormitory town). Namun saat ini daerah ini menjadi pusat aktivitas dan pertumbuhan baru di Kota Semarang, dengan dukungan infrastruktur jalan dan aksessibilitas yang terjangkau. Fasilitas perdagangan dan perumahan baru banyak bermunculan di daerah ini, seperti Carefour, Mall Banyumanik, Ada Swalayan, Perumahan Banyumanik, Perumahan Pucang Gading, dan fasilitas pendidikan baik negeri maupun swasta, seperti Undip, Polines, Unika, dll, dengan dukungan akses jalan tol dan terminal moda yang memperlancar transportasi. Cepatnya pertumbuhan di daerah ini dikarenakan kondisi lahan di Semarang bawah sering terkena bencana rob banjir.

Penduduk Semarang umumnya adalah suku Jawa dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Agama mayoritas yang dianut adalah Islam. Semarang memiliki komunitas Tionghoa yang besar. Seperti di daerah lainnya di Jawa, terutama di Jawa Tengah, mereka sudah berbaur erat dengan penduduk setempat dan menggunakan Bahasa Jawa dalam berkomunikasi sejak ratusan tahun silam.



Tempat Pariwisata DI Kota Semarang



MESKI belum bisa menandingi Jogjakarta, wisata Semarang menyajikan berbagam objek yang menawan. Berikut 20 tempat wisata di Semarang yang paling kami rekomendasikan. Jika anda berkunjung ke Semarang, pastikan anda mampir di sana.

1. Masjid Agung Jawa Tengah

Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yang terletak di Jalan Gajah Raya Semarang, Jawa Tengah, yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 11 November 2006, kini menjadi kebanggan umat Islam karena keberadaan tempat ibadah yang dibangun di atas lahan 10 hektare itu telah mendunia.

2. Klenteng Sam Po Kong

Klenteng Sam Po Kong layak menjadi prioritas para wisatawan yang akan menikmati wisata Semarang. Pasalnya, Klenteng yang terletak di Gedung Batu ini tidak hanya menyuguhkan kisah legendari Laksamana Cheng Ho, tapi keindahan arsitektur Tiong Hoa yang khas.

Sejak pertangahan Juli 2010, Klenteng ini dilengkapi dengan patung Laksamana Cheng Ho setinggi 10 meter. patung yang didatangkan langsung dari China ini ditaksir sebagai yang tertinggi di Asia Tenggara.

3. Komplek Pecinan

Gang Baru adalah nama yang tidak asing bagi publik dan pelancong. Gang Baru atau komplepks Pecinan menyajikan pemandangan dan suasana khas Tiong Hoa di tengah kota Semarang.

Di sana kita juga bisa jumpai beragam kelnteng. Ada 11 klenteng besar di Semarang, 10 di antaranya terdapat di kawasan pecinan, yaitu Klenteng Siu Hok Bio, Hoo Hok Bio, Kong Tik Soe, Tay Kak Sie, Tong Pek Bio, Liong Hok Bio, Tek Hay Bio, Wie Wie Kiong, See Hoo Kong, dan Klenteng Grajen. Sedang Klenteng Sam Poo Kong berada di Gedung Batu. Masing-masing klenteng itu mempunyai nilai historis tersendiri.

4. Pasar Rakyat Simpang Lima

Salah satu land mark kota Semarang adalah kawasan Simpang Lima.  Lapangan ini memang terletak di jantung kota. Disebut Simpang Lima karena berada di tengah-tengah persimpangan Jl Pandanaran, Jl Gajah Mada, Jalan Ahmad Yani, Jalan Ahmad Dahlan, dan Jalan Pahlawan.

Berkembangnya fungsi Simpang Lima menjadi alun-alun merupakan saran Presiden pertama Republik Indonesia yang menyarankan pengadaan alun-alun di Semarang sebagai ganti dari Kanjengan. Alun-alun yang dimiliki Semarang sejak masa pemerintahan Adipati Semarang yang pertama itu telah berubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan. Karena itu, kawasan ini tetap diamsukan dalam daftar wisata semarang.

5. Jalan Pahlawan

Jalan Pahlawan Semarang adalah salah satu jalan terbesar di Semarang. Jalan ini salah satu penghubung menuju Simpang Lima.

Pada malam hari, jalan ini berubah menjadi jujugan wisata Semarang baru. Tempat yang lapang, terang, dan tersedianya aneka jajan membuat malam di Jalan Pahlawan Semarang selalu ramai. Lebih-lebih di akhir pekan.
Terlebih, sejak awal 2011, Pemkot Semarang mulai menata jalan ini. Trotoar sepanjang lebih dari 500 meter ditata ulang menjadi lebih lapang. Fasilitas tempat sampah pun ditambah.

9. Tugu Muda

Kawasan Tugu Muda dulu hanya bundaran biasa. Tapi cobalah tengok sekarang. Sejak dipugar tahun 2008, Tugu Muda jadi tempat dolan yang amat menyenangkan. Bukan hanya karena taman di sekitarnya kini tampak rapi, semburan air mancur membuat tempat ini amat romantis di malam hari. Apalagi, Tugu Muda kini juga diterangi lampu besar di empat titik yang mengelilinginya.

10. Kota Lama

Kota Lama mungkin akan mengingatkan anda pada adegan ketika Gie (dalam film “Gie”) dan ribuan mahasiswa berdemo menuntut pembubaran PKI. Ya, adegan itu memang dilakukan di Kota Lama Semarang. Tidak hanya “Gie”, film “?” dan “Ayat-ayat Cinta” juga memanfaatkan Kota Lama sebagai tempat syuting.

Kota Lama Semarang memang menyimpan pesona historis yang luar biasa. Ratusan bangunan kuno masih berdiri. Sebagian, seperti Gereja Blenduk dan gedung Jiwa Sraya, masih terawat, sedangkan lainnya lapuk bahkan ambrol.

Jika anda berminat mengkaji arsitekur Belanda, tidak keliru anda menuju Kota Lama. Stasiun Kereta Api Tawang, Gereja Gedangan, Nilmij, Taman Sri Gunting, Marba, Marabunta dan De Spiegel memperlihatkan gaya arsitektur Eropa abada XVII. Sebuah embung yang dikenal penduduk setempat Polder Tawang menunjukan konsep kota pesisir yang tertata.

11. Museum Ronggowarsito

Museum ini terletak di Jalan Abdulrahman Saleh Nomor 1 Semarang, persis di samping Bundaran Kalibanteng. Museum Ronggowarsito mempunyai dua misi, yaitu “Meningkatkan apresiasi budaya dan meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap budaya”.

Museum ini menyuguhkan bagi Anda koleksi sejarah, alam, arkeologi, kebudayaan, era pembangunan, dan wawasan nusantara.

12. Museum Mandala Bakti

Museum Mandala Bhakti terletak di Jalan Soegijapranto nomor 1, persis berseberangan dengan Tugu Muda. Museum ini mengoleksi benda-benda bersejarah yang ada kaitannya dengan riwayat Kodam Diponengoro (Jawa Tengah & Daerah Istimewa Yogyakarta).

13. Pantai Marina

JIKA Anda berkunjung ke Semarang, pastikan Pantai Marina masuk dalam daftar tempat yang akan anda kunjungi. Anda bisa menikmati semilir angin di sana. Deburan ombak khas pantai utara, siap menyambut anda.

Anda tidak perlu bersusah payah untuk menuju ke sana. Dari kawasan Simpang Lima lurus ke arah barat Anda akan bertemu gapura  kawasan Pekan Raya Promosi dan Pembangunan (PRPP) Provinsi Jawa Tengah.

Kemudian, belok kanan masuk melewati gapura PRPP dan lurus terus ke arah utara, sampai di kawasan PRPP belok kanan dan kemudian belok kiri lurus terus sampai di pintu masuk obyek wisata Pantai Marina.

14. Bukit Gombel

Taman Tabanas yang lebih akrab disebut Gombel memberi kesempatan pada Anda menikmati view Semarang. Berkunjunglah pada malam hari, maka anda bisa menikmati pemandangan kota yang gemerlap. Dari sana

Anda bisa menikmati pemandangan Kota Semarang, dari Jatingaleh sampai Tanjung Emas. Lampu jalanan terlihat mengular, lampu kendaraan berjalan pelan seperti menyemut.
Karena terletak di kawasan atas, Taman Tabanas Gombel terasa lebih sejuk. Tidak heran jika pada malam hari tempat ini banyak digunakan pasangan muda atau keluarga bersantai ria

15. Gue Kreo

Goa Kreo adalah sebuah goa yang dipercaya sebagai petilasan Sunan Kalijaga saat mencari kayu jati untuk membangun Mesjid Agung Demak . Ketika itu menurut legenda Sunan Kalijaga bertemu dengan sekawanan kera yang kemudian disuruh menjaga kayu jati tersebut. Kata “Kreo” berasal dari kata Mangreho yang berarti peliharalah atau jagalah. Kata inilah yang kemudian menjadikan goa ini disebut Goa Kreo dan sejak itu kawanan kera yang menghuni kawasan ini dianggap sebagai penunggu.

16. Masjid Menara (Layur)

Masjid Menara Semarang bukan tempat ibadah semata. Bangunan itu juga mewartakan sejarah dan cara manusia memperlakukan manusia. Maka, melalui tanda-tanda semiotis yang melekat padanya, masjid mengisahkan perjalanan manusia dan pemikirannya.

Dilihat dari gaya arsitekturnya, Masjid Menara merupakan percampuran dari tiga budaya yakni, Jawa, Melayu, dan Arab. Sejak dibangun pada 1802, bangunan Masjid Menara Layur diyakini tidak mengalami banyak perubahan.

17. Wonderia

Wonderia merupakan arena rekreasi keluarga Semarang. Dalam pengelolaan PT Semarang Arsana Rekreasi Trusta, Taman Rekreasi Wonderia ini diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Dr H Susilo Bambang Yudhoyono pada 9 Agustus 2007.

18. Pagoda dan Vihara Watugong

Wsiata Semarang juga menyuguhkan wisata religi. Buktikan di Pagoda Watugong. Bangunan indah ini terdiri atas tujuh tingkat. Tiap tingkat memiliki 4 buah patung Dewi Kwan Im yang menghadap keempat penjuru. Pembangunanya dilatarbelakangi oleh kebutuhan umat Budha akan tempat ibadah yang lebih layak dan nyaman. Yang sebelumnya ditempat ini hanya ada vihara kecil yang sudah berdiri sejak 1957. Kemudian pada tahun 2005 dibangunlah Pagoda Avalokitesvara yang rencana pembangunanya hanya membutuhkan waktu 8 bulan tetapi karena menunggu barang-barang dan patung dari Cina penyelesaiannya mundur menjadi 10 bulan.

19, Water Blaset Bukit Candi Golf

Water Blaster Semarang Graha Candi Golf adalah wahana permainan air pertama di Semarang. Wahana permainan yang lengkap membuat objek wisata ini langsung menjadi andalan rekreasi keluarga warga Semarang.

Setidaknya ada delapan unit wahana air yang ada di water blaster semarang ini. Semua itu dilengkapi sarana penunjang yang aman, termasuk ruang pertemuan berbentuk kapal pesiar yang bisa digunakan untuk rapat hingga kapasitas 150 orang. Semua itu patut anda pertimbangkan jika berencana menikmati wisata Semarang.

20. Stasiun Tawang

Stasiun Tawang  adalah satu di antara dua stasiun kereta yang berada di Semarang. Stasiun ini mengangkut penumpang yang akan naik kereta bisnis dan eksekutif. Stasiun Tawang berada di bagian utara Kota Lama, tepatnya di jalan Taman Tawang nomor 1, Semarang, Telepon: (024)3544544.

Dulu Stasiun Tawang dibangun untuk menggantikan fungsi Stasiun Tambaksari di Pengapon yang dinilai tidak dapat memenuhi kebutuhan jumlah pengguna. Itu lantara pada 1870 jalur kereta Semarang-Solo-Yogyakarta selesai dibangun sehingga jumlah penumpang semakin banyak

Kuliner Khas Kota Semarang



1.  lumpiaBila dilihat dari kadarnya, mungkin kadar hidangan ini bisa mencapai angka 100 persen. Sebab, masakan ini sangat identik dengan Kota Semarang. Saking identiknya, sampai-sampai Kota Semarang mendapat julukan sebagai "Kota Lumpia". "Resep lumpia" terlahir dari 2 budaya, yakni budaya masyarakat Tionghoa dan masyarakat asli Kota Semarang. Oleh karean itu, hidangan ini kerap dikategorikan ke dalam menu masakan "peranakan". Cita rasa menu masakan yang dimasak dengan cara digoreng ini sungguh menggoda selera. Gurih, renyah, garing dan manis, cita rasa itu yang menonjol pada menu masakan tersebut. Kesemuanya berpadu pas. Rasanya sayang bila belum mencicipi sajian khas Kota Semarang yang satu ini ketika tengah mengadakan wisata kuliner di Semarang. 

Setidaknya ada 2 tempat yang menjadi pusat penjualan sajian khas berbahan bambu muda, udang dan telur tersebut. Yaitu, di kawasan Jalan Pandanaran dan Jalan MT Haryono. Dulu, kawasan jalan yang disebut terakhir terkenal Jalan Mataram. Jadi, teman-teman jangan bingung bila ada warga lokal yang menyebut Jalan MT Haryono dengan sebutan Jalan Mataram. Harga satu porsi lumpia yang dijual di 2 kawaran tersebut relatif terjangkau. Ada 2 jenis lumpia yang bisa teman-teman pilih, yaitu lumpia goreng dan "lumpia" basah.

2. Wingko Babat. Sama dengan menu khas Kota Semarang yang telah disebutkan sebelumnya, makanan ini kadar identiknya dengan kota yang juga menjadi Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah juga mencapai 100 persen. Sebab, menu camilan berbahan kelapa parut, beras ketan dan gula pasir ini hanya ada di "Kota Semarang". Harga satu biji "Wingko Babat" tergolong sangat murah. Dengan ukuran 1 atau hingga 3 kali lahap, harga jual camilan tersebut tak sampai seribu rupiah. Hidangan ini juga banyak dijual di kawasan Jalan Pandanaran.

3. Kue bantalan rel. Mungkin nama keu itu terdengar lucu. Tapi, ada asalan tersendiri hingga menu camilan itu disebut demikian. Alasannya karena bentuk serta teksturnya dianggap menyerupai batal rel kereta api. Rasanya manis dan akan menjadi lebih enak bila dicelupkan ke dalam kopi atau teh. Tak sama dengan "lumpia" dan "wingko babat", kue bantal rel sekarang sudah sulit dijumpai. Sebab, pedagang yang menjualnya sudah sangat jarang. Bila beruntung teman-teman bisa mendapatkannya di beberapa toko jajanan di kawasan Jalan Pandanaran.

4. Soto Semarang. Berbeda dengan masakan sejenis yang biasa dimasak oleh masyarakat Betawi, Privinsi DKI Jakarta atau Makasar, Provinsi, Sulawesi Selatan yang mencampurkan santan atau susu pada kuahnya. "Soto Semarang" berwarna bening. Jadi, menurut pendapat saya pribadi, kuahnya lebih terasa segar dibanding resep "soto" Betawi atau Makasar. Di Semarang ada warung "soto" yang cukup populer. Lokasi di Jalan MH Thamrin. Untuk mengetahui persisnya lokasi warung tersebut, teman-teman bisa menanyakannya kepada penduduk lokal di sekitar jalan tersebut.

Sebenarnya, masih ada banyak masakan khas Kota Semarang bila harus disebutkan semuanya. Tapi, menurut saya, keempat hidangan tersebut sudah cukup sebagai bekal bercerita tentang pengalaman teman-teman melakukan perjalanan wisata kuliner Kota Semarang. Sejumlah tempat yang disebutkan untuk mendapatkan keempat hidangan tersebut hanya sebatas referensi. Teman-teman bisa menanyakannya langsung kepada penduduk lokal, di mana lokasi untuk mendapatkan keempat sajian kuliner khas Semarang tersebut dan dapat disesuaikan dengan anggaran wisata kiliner yang telah teman-teman siapkan.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Semarang 
                 http://wonderia-semarang.blogspot.com/2012/04/20-tempat-wisata-yang-harus- anda.html 
                 http://countyfood.blogspot.com/2013/06/ini-daftar-makanan-khas-semarang-       yang.html
                 http://antarinformasi.blogspot.com/2012/11/asal-usul-nama-semarang.html

Comments
0 Comments
Facebook Comments by Tentang Makna Kata

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan meninggalkan komentar dan memberikan tanggapan kamu di posting ini. Kamu juga dapat berlangganan newsletter gratis kami untuk menerima semua posting "Tentang Makna Kata" secara langsung melalui e-mail.